LISTRIK UDARA

Petir merupaka aktivitas udara yang di sebabkan terlepasnya muatan listrik dengan arus yang cukup tinggi dan bersifat transient (singkat) yang terjadi antar awan, awan dengan bumi yang biasanya terjadi pada saat terbentuknya awan cumulusnimbus (Cb).

clip_image002 clip_image002[4] clip_image002[6]

Gambar 1.Proses terbentuknya petir

Pelepasan muatan secara total disebut kilat ( Flash ) selama 0.2 detik, sedangkan pelepasan muatan dalam bagian kecil disebut sambaran ( Stroke ) dalam order milidetik. Biasanya terjadi 3 – 4 detik sambaran / kilat dengan interval 40 milidetik.

Jenis petir

1. Petir dari awan ke bumi (cloud to ground)

clip_image002[11]






Gambar 2. Cloud to Ground.

Merupakan jenis petir yang paling berbahaya dan merusak. Jenis petir ini dibagi 2 yaitu jenis positive dan negative,namun kebanyakan sambarannya bermuatan negative yang berasal dari pusat muatan negative pada awan bagian bawah dan menghantarkan muatan negative ke bumi.

2. Petir di dalam awan (intracloud)

clip_image004[6]






Gambar 3.Intracloud.

Merupakan jenis petir yang paling sering terjadi. Hal ini disebabkan adanya pusat-pusat muatan yang berbeda dalam satu awan. Beberapa sambarannya kadang terlihat keluar dari awan sehingga hamper menyerupai jenis petir amna ke bumi dan dapat dilihat dari jarak jauh.

3. Petir dari awan ke awan (intercloud)

clip_image006[6]





Gambar 4. Intercloud.

Terjadi karena antara dua muatan pada awan yang berbeda diman pelepasan muatan ini menjembatani kekosongan antara dua awan.

Alat Pengamatan Petir

Pengamatan petir yang dilakukan oleh Stasiun Geofisika BMKG dilakukan menggunakan 2 jenis alat yaitu lightning detector dan lightning counter. Dengan lightning counter kita dapat mengetahui frekuensi petir yang terjadi dengan radius ± 20 Km dari stasiun pengamat. Sedangkan dengan alat lightning detector dibagi atas 2 jenis,sbb:

1. ELECTRICAL STORM IDENTIFICATION DEVICE (ESID)

Mencatat frequensi petir dengan radius ± 50 Km dari stasiun pengamat.

2. LD from BOLTEK

Dapat mencatat petir selain jumlah jumlah dan jarak dapat juga diketehui jenis-jenis petir.

Untuk Stasiun Geofisika Mata Ie Banda Aceh, peranan dalam pengamatan petir menggunakan alat Lightning Detector From BOLTEK.

Pengamatan Petir

Data Petir

clip_image008[6]Indonesia termasuk negara tropis yang termasuk salah satu diantara tiga “ daerah petir “ yang terbesar didunia selain Afrika Tengah dan Lembah Sungai Amazon. Semakin mendekati daerah Khatulistiwa semakin banyak petir. Saat ini belum banyak dilakukan penelitian petir didaerah tropis, padahal frekuensi petir sangat tinggi, yang dicatat distasiun-stasiun Meteorologi. Ada stasiun yang mencatat 30 dan ada pula sampai 200 hari guruh pertahun. Kepadatan petir di Indonesia jauh lebih besar dari kepadatan petir di Eropa dan di Jepang. Kepadatan petir di Indonesia bervariasi antara 5 s.d 15 , sedang di Eropa dan Jepang berkisar antara 1 s.d 3. Sekarang ini Badan Meteorologi dan Geofisika, sesuai dengan tugas dan fungsinya telah melakukan pengamatan cuaca, termasuk petir. Dari 114 jumlah stasiun Meteorologi ada 55 stasiun yang melaporkan pengamatan petir. Selain pengamatan tanpa peralatan, juga dilakukan pengamatan dengan menggunakan alat yang “ Lightning Counter dan Lightning Detector “, alat ini dapat mencatat banyaknya petir yang terjadi setiap hari termasuk jaraknya sumber petir. Ada 8 stasiun stasiun geofisika yang mempunyai peralatan tersebut. Data petir dari seluruh stasiun tersebut diolah di kantor pusat dalam bentuk :

Peta Hari Guntur Daerah Indonesia

Pemetaan Hari Guntur daerah Indonesia dibuat untuk memberikan gambaran tentang sifat sebaran hari guntur di Indonesia. Petir dan Badai guntur adalah gejala yang menimbulkan suara hebat dan gemuruh di atmosfir sebagaii akibat dari pengembangan udara secara mendadak yang terjadi karena pemanasan yang diakibatkan oleh loncatan muatan listrik di udara yang dikenal sebagai kilat ( Lihgtning ).

Pemetaan semacam ini adalah salah satu bagian pengolahan data hasil pengamatan stasiun-stasiun Meteorologi dan Klimatologi yang terbesar di wilayah Indonesia. Pemetaan ini terdiri dari 2 macam peta, yakni peta pertama menggambarkan histogram rata-rata frekuensi bulanan hari guntur setiap stasiun, peta kedua penggambaran isobron hari guntur daerah Indonesia.

Peta hari guntur ini diperlukan antara lain untuk perencanaan, proteksi, pemeliharaan pembangkit tenaga listrik dan jalur transmisi, juga data ini dipergunakan dalam perencanaan konstruksi bangunan terutama untuk bangunan bertingkat banyak.

Peta Isoceraunic Level ( IKL )

clip_image010[4] Gambar. Peta Isoceraunic Level 2001-2006

Adalah peta yang menggambarkan tingkat keaktifan badai guntur pada suatu daerah atau tempat dihitung dalam prosentasi hari guruh pertahun. Dari peta ini dapat diklasifikasikan daerah-daerah yang rawan petir.

1 komentar:

  1. saya boleh tanya..
    seberapa akurat alat LD mendeteksi posisi petir tersebut?

    BalasHapus